Muhasabah Diri. Ya Allah, Pinjamkan Aku 1 Hari Sahaja Lagi
Perlahan tubuhku diturunkan ke dalam lu bang yang sempit. Namun dengan cepat kemudian badanku ditimbun tanah. Lalu semua orang mening galkanku. Masih terdengar jelas langkah kaki mereka.
Kini aku sendirian! di tempat yang gelap, tak pernah terbayangkan. Sekarang aku sendiri, menunggu ujian. Suami/istri belahan jiwa pun pergi.
Anak… yang di tu buhnya mengalir da rahku… juga pergi. Apalagi sahabatku… kawan dekat… rekan bisnis. Ternyata aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka_!! Menyesal pun… tiada berguna. Taubat tak lagi diterima
Minta maaf… tak lagi didengar.. Kini aku sendirian mempertanggungjawabkan apa yg pernah aku lakukan.
Ya Allah, kalau boleh. Tolong pinjamkan satu hari saja milik-Mu. Aku akan berkeliling mohon maaf kepada mereka. Yg telah merasakan keza limanku. Yang susah dan sedih karena ulahku. Yang aku sa kiti hatinya. Yang telah aku bohongi
Ya Allah, berikan aku satu hari saja. Untuk memberi seluruh baktiku untuk ayah ibu tercinta. Demi memohon maaf atas kata-kataku yang keras lagi tak sopan.
Maafkan aku, Ayah.. Ibu. Aku sungguh ingin sujud memohon ridha mereka. Maafkan aku. Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat berterimakasih. Atas apa yg mereka kor bankan untukku. Ya Allah… pinjamkan satu hari saja.
Yang akan aku gunakan setiap detiknya. Untuk ruku’ dan sujud kepada-Mu. Beramal shalih dengan tulus. Menyedekahkan seluruh hartaku yang tersisa, di jalan-Mu. Menyesal sekali rasanya !. Waktu-waktuku berlalu dg sia-sia. Bahkan Al Qur’an firman-Mu dengan malas-malasan kubaca.
Andai kubisa putar ulang waktu itu. Tapi… aku telah dimakamkan hari ini. Sa kitnya sa kara tul ma ut masih menancap pada setiap senti tu buhku yang kini kaku.
Tenggorokanku serasa ditancapi dahan besar yang penuh duri tajam. Lalu dahan itu ditarik dengan sekuat tenaga oleh mala kul ma ut.
Sa kit. sa kit sekali. Seratus tahun pun tak hilang rasa sa kit ini. Kulit dan tulangku seperti digergaji lalu direbus dalam belanga. Nyeri… panas…. masih terasa. Dagingku pun terasa terlepas dari tulangnya. Duhai … kerasnya tarikan mala kul ma ut itu.
Seandainya aku masih bisa bercerita. Tentu tak akan tenang tidur teman-temanku yang masih hidup. Seumur hidup mereka tak akan pernah lagi tidur nyenyak. Andai saja mereka tahu. Baru beberapa saat dalam gelap. Masih terdengar sayup-sayup suara sandal orang-orang yang mening galkanku.
Tanah ku burku masih gembur. Baru saja ditidurkan sendirian. Aku lihat tanah ku buran ini makin lama makin menyempit. Dari kiri, kanan, atas dan bawah, makin mendekat. Aku ng3ri… mereka terus menghimpitku dengan ke jam.
Aku ingin berteriak… tapi tak mampu. Tu buhku remuk, rusukku bertindihan. Org4n-org4n dalamku han cur,. Inilah yg dijanjikan Allah pada semua ma yat, termasuk ma yat orang shalih.
Akankah diluaskan lagi ku burku setelah ini? Bagaimanakah aku menjawab pertanyaan ujian setelah ini?
andaikan aku bisa keluar dari sini…
SAHABATKU . . MASIHKAH INGIN MENAMBAH DOSA-DOSA KITA SETELAH MEMBACA ‘ JERITAN DARI KU BUR’ INI . .
Ingat a jal tdk menunggu taubat dan PASTI DATANG.
Semoga kita bisa mengubah sikap dan prilaku, untuk menjadi yg lebih baik.
Semoga bermanfaat… آمين يارب العالمين
Leave a Reply