Hutang Ibu Bapa Banyak Pada Anak-Anak
Dewasa ini ramai ibu bapa yang bekerjaya. Akak pesan tak nafikan hal ini kerana taraf ekonomi kita sekarang makin meningkat. Tapi ini bukan penyebab kita untuk abaikan anak-anak. Mereka perlukan kasih sayang orang tua mereka.
Kita selalu berhutang banyak cinta kepada anak-anak. Tidak jarang, kita memarahi mereka saat kita lelah. Kita membentak mereka padahal mereka belum benar-benar faham kesalahan yang mereka lakukan.
Kita selalu berhutang banyak waktu tentang anak-anak kita.
Dalam 24 jam, berapa lama waktu yang kita miliki untuk berbicara, mendengarkan, meme luk, menda kap dan bermain dengan mereka? Dari waktu hidup kita bersama mereka, seberapa keras kita bekerja untuk menghadirkan kebahagiaan sesungguhnya di hari-hari mereka, melukis senyum sejati di wajah mungil mereka?
Tentang anak-anak, sesungguhnya merekalah yang selalu lebih dewasa dan bijaksana daripada kita. Merekalah yang selalu mengajari dan membimbing kita menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya. Seburuk apapun kita sebagai orangtua, mereka selalu siap bila saja untuk menjadi anak-anak terbaik yang pernah kita punya.
Memang kita selalu berhutang kepada anak-anak kita. Anak-anak yang setiap hari menjadi kor ban dari betapa buruknya cara kita mengendalikan emosi.
Anak-anak yang menanggung akibat dari nasib buruk yang setiap hari kita buat sendiri. Anak-anak yang barangkali masa depannya terkor-banbankan gara-gara kita tidak bisa merancang masa depan kita sendiri.
Tetapi mereka tetap tersenyum, mereka tetap memberi kita banyak cinta, mereka selalu mencuba membuat kita bahagia. Maka dakaplah anak-anakmu, tataplah mata mereka dengan kasih sayang dan penyesalan, katakan kepada mereka,
Kita membuat mereka menangis kerana kita ingin lebih difahami dan didengari.
Tetapi seburuk apa pun kita memperlakukan mereka, segalak apapun kita kepada mereka, semarah apapun kita pernah membentak mereka, mereka akan tetap mendatangi kita dengan senyum kecilnya, menghibur kita dengan tawa kecilnya, menggenggam tangan kita dengan tangan kecilnya. Seolah semuanya baik-baik saja, seolah tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya…
Mereka selalu punya banyak cinta untuk kita, meski seringkali kita tak membalas cinta mereka dengan secukupnya. Kita selalu berhutang banyak kebahagiaan untuk anak-anak kita.
Kita kata kita bekerja keras demi kebahagiaan mereka, tetapi kenyataannya merekalah yang justeru membahagiakan kita dalam lelah di sisa waktu dan tenaga kita.
Kita merasa bahawa kita boleh menghibur kesed1han mereka atau menghapus air mata dari pipi-pipi kecil mereka, tetapi sebenarnya kitalah yang selalu mereka bahagiakan. Merekalah yang selalu berhasil membuang kesed1han kita, melapangkan kepenatan kita, mengha pus air mata kita.
“Maafkan untuk hutang-hutang yang belum terbayarkan. Maafkan jika semua hutang ini telah membuat Allah tak berkenan. Maafkan kerana hanya pemaafan dan kebahagiaan kalianlah yang bisa membuat hidup ayah dan ibu lebih baik dari sebelumnya.”
Semoga bingkisan yang akak pesan sampaikan ini membuka mata para ibu bapa diluar sana. Anak kita perlukan kasih sayang dari kita jangan biarkan hati mereka terasa kosong. Mereka akan pendam perasaan sunyi mereka sendiri tanpa ibu bapa tahu.
Sumber dan Rujukan:
Ustaz Ahmad Nasir / Kartel Dakwah
Leave a Reply